K.R. Tanaman bawang merah diduga berasal dari
Asia, terutama Palestina, India, Utara Pakistan dan daerah pengunungan Iran dan
juga berkembang ke Mesir dan Turki. Dari berbagai penelusuran dalam literatur,
menunjukan bahwa zaman I dan II Dynasti (3200 - 2700 sebelum masehi) bangsa
mesir sering melukiskan bawang merah pada patung dan tugu-tugu mereka. Di
Israel, tanaman bawang merah dikenal pada tahun 1500 SM. Hingga sekarang hampir diseluruh negara
di dunia ini mengenal bawang merah. Negara-negara yang menjadi produsennya
antara lain; Jepang, USA, Rumania, Italia, Iran, Meksiko, Vietnam, China, dan
Philipina. Daerah penyebaran bawang merah di Indonesia antara lain; Brebes,
Tegal, Cirebon, Kuningan, Pekalongan,Wates (Yogyakarta), Solo, Sumenep
(Madura), Soreang dan Madur (Bandung).
Bawang
merah termasuk sayuran umbi yang multiguna paling utama kegunaannya adalah
sebagai bumbu penyedap masakkan, sebagai bawang goreng pasaranya telah menembus
pasar ekspor ke Singapura, produsennya adlah kebupaten Kuningan (Jawa Barat).
Kegunaan lain bawang merah adalah
sebagai obat tradisional, bawang merah dikenal sebagai obat karena mengandung
efek antiseptik dari senyawa alliin atau allisin yang oleh enzim alliin liase
diubah menjadi asam piruvat, ammonia dan allisin anti mikroba yang bersifat
bakterisida.
Dalam
dunia industri makanan bawang merah sering diawetkan dalam kaleng (canning),
sous, sop kalengan, tepung bawang dll. Bawang merah termasuk komoditas utama
dalam prioritas pegembangan sayuran di Indonesia, karena setelah ratusan tahun
dibudidayakan sekaligus merupakan sumber pendapatan bagi petani dan ekonomi
negara ini.
Meskipun fluktuasi harga bawang sering
turun naik, usahatani bawang merah ini sangatlah prospektif untuk diusahakan
dan dapat dijadikan andalan, mengingat permintaan akan bawang merah terus
meningkat, tidak hanya pasar didalam negeri tapi juga pasaran eksport.
BOTANI
BAWANG MERAH
Tanaman
bawang merah dalam tata nama tumbuhan, termasuk dalam klasifikasi sebagai
berikut:
Divisio :
|
Spermatophyta
|
Sub divisio :
|
Angiospermae
|
Kelas :
|
Monocotyledone
|
Ordo :
|
Lilialaes (Liliaflorae)
|
Famili :
|
Liliales
|
Genus :
|
Allium
|
Spesies :
|
Allium ascalonicum L.
|
Berakar
serabut dengan sistem perakaran dangkal dan bercabang terpencar, pada kedalaman
antara 15 – 30 cm di dalam tanah.Memiliki batang sejati atau disebut
"diskus" yang berbentuk seperti cakram, tipis dan pendek sebagai
tempat melekatnya akar dan mata tunas (titik tumbuh), diatas diskus terdapat
batang semu yang tersusun dari pelepah-pelepah daun dan batang semu yang berada
di dalam tanah berubah bentuk dan fungsi menjadi umbi lapis.Daun Berbentuk
silindris kecil memanjang antara 50 – 70 cm, berlubang dan bagian ujungnya
runcing, bewarna hijau muda sampai tua, dan letak daun melekat pada tangkai
yang ukurannya relatif pendek.Tangkai bunga keluar dari ujung tanaman (titik
tumbuh) yang panjangnya antara 30 – 90 cm, dan di ujungnya terdapat 50 – 200
kuntum bunga yang tersusun melingkar (bulat) seolah berbentuk payung. Tiap
kuntum bunga terdiri atas 5 – 6 helai daun bunga yang berwarna putih, 6 benang
sari berwarna hijau atau kekuning-kuningan, 1 putik dan bakal buah berbentuk
hampir segitiga.Bunga bawang merupakan bunga sempurna (hermaprodite) dan dapat
menyerbuk sendiri atau silang.Buah berbentuk bulat dengan ujungnya tumpul
membungkus biji berjumlah 2 –3 butir, bentuk biji agak pipih saat muda berwarna
bening atau putih setalah tua berwarna hitam. Biji banwang merah dapat digunkan
sebagai bahan perbanyakan tanaman secara generatif.
SYARAT
TUMBUH
Bawang
merah dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai dataran
tinggi + 1.100 m (ideal 0 – 800 m) di atas permukaan laut, tetapi
produksi terbaik dihasilkan dari dataran rendah yang didukung keadaan iklim
meliputi:
§ Kelembaban 50-70 %,
§ Suhu udara antara 25 –
32 derajat C dan iklim kering.
§ Tempat terbuka dengan
pencahayaan + 70%, karena bawang merah termasuk tanaman yang
memerlukan sinar matahari cukup panjang (long day plant).
§ Tiupan angin sepoi-sepoi
berpengaruh baik bagi tanaman terhadap laju fotosintesis dan pembentukan
umbinya akan tinggi.
§ Drainase dan porositas
tanah bagus, namun dapat menjaga kelembaban tanah.
Bawang
merah tumbuh baik pada tanah subur, gembur dan banyak mengandung bahan organik
dengan dukungan syarat sebagai berikut:
·
Bawang merah dapat tumbuh pada tanah
sawah atau tegalan, tekstur sedang sampai liat, Jenis tanah yang
paling baik adalah lempung berpasir atau lempung berdebu. Jenis tanah
Alluvial, Glei Humus atau Latosol
·
Derajat keasaman tanah (PH) tanah untuk
bawang merah antara 5,5 – 6,5.
·
Tata air (drainase) dan tata udara
(aerasi) dalam tanah berjalan baik, tidak boleh ada genangan.
TEHNIK
BUDIDAYA
Pembibitan
Bawang
merah dapat diperbanyak dengan 2 cara, yaitu bahan tanaman berupa biji botani
(true shallot seed, TSS) dan umbi bibit.Dengan menggunakan biji untuk satu
hektar diperlukan paling sedikit + 3 kg, dengan potensi hasil mencapai 9 – 11,5
ton dipanen pada umur + 80 hari setelah tanam dengan waktu persemaian selama +
30 hari.Bibit yang berasal dari umbi, daya hasilnya relatif tidak berubah
dengan bergantinya waktu.Peningkatan daya hasil hanya bisa dilakukan
melalui perbaikan kultur teknis, dan suatu ketika produksi bawang merah akan
mengalami penurunan.Untuk meningkatkan produktivitas bawang merah selain
perbaikan kultur teknis, petani perlu dikenalkan varietas unggul “TUK-TUK” yang
dapat ditanam melalui biji. Ciri-ciri bawang merah ini antara lain bentuk umbi
bulat, ukuran seperti bawang merah lokal Philipina, warna umbi merah muda
sampai kecoklatan.
Adapun
cara pembibitannya sebagai berikut :
§ Benih atau biji sebaiknya
disemai pada lahan terbuka agar tumbuh dengan baik, caranya:
§ Buat bedengan dengan lebar
1m, tinggi 40cm-50cm, dan panjang menyesuaikan lahan yang tersedia, jarak
antar bedengan 40-50 cm.
§ Campur tanah bedengan
dengan pupuk kandang 2 Kg/m2 dan kapur pertanian sebanyak 150-200g/m2,
§ Ratakan kembali bedengan
tersebut,
§ Taburi bedengan dengan
sekam padi setebal 9-10 cm.
§ Bakar sekam padi
selanjutnya dibiarkan selama 1 hari.
§ Buat alur melintang dengan
jarak antara alur 5-10cm dan kedalaman 1 cm.
§ Taburkan biji bawang merah
pada alur tersebut sebanyak 150-200 biji/alur, kemudian tutup alur dengan
tanah.
§ Lakukan penyiraman secara
rutin dan hati-hati untuk menjaga kelembaban;
§ Bila musim hujan sebaiknya
bedengan ditutup dengan sungkup plastik selama 3-4 minggu.
Penanaman
1. Buat bedengan yang sama baik ukuran maupun perlakuannya seperti bedengan pesemaian, kemudian diari sampai basah.
2. Buat lubang tanam dengan jarak dalam barisan 5cm-10cm dan jarak antar barisan 10cm;
3. Usahakan baris tanaman dibuat memotong bedengan untuk memudahkan penyiangan;
4. Tanam bibit yang telah berumur 6 minggu setelah semai dengan memasukkan bibit kedalam lubang tanam satu lubang satu bibit;
5. Tekan tanah disekitarnya dengan lembut supaya akarnya menyatu dengan tanah.
1. Buat bedengan yang sama baik ukuran maupun perlakuannya seperti bedengan pesemaian, kemudian diari sampai basah.
2. Buat lubang tanam dengan jarak dalam barisan 5cm-10cm dan jarak antar barisan 10cm;
3. Usahakan baris tanaman dibuat memotong bedengan untuk memudahkan penyiangan;
4. Tanam bibit yang telah berumur 6 minggu setelah semai dengan memasukkan bibit kedalam lubang tanam satu lubang satu bibit;
5. Tekan tanah disekitarnya dengan lembut supaya akarnya menyatu dengan tanah.
Sedangkan
dengan menggunakan umbi memerlukan prasyarat kualitas (mutu) yang baik, meliputi:
§ Umbi bibit harus sehat,
ditandai dengan bentuk umbi yang kompak (tidak keropos), kulit umbi tidak luka
(tidak terkelupas atau berkilau)
§ Ukuran umbi terdiri atas 2
kelas, yaitu umbi besar (kelas I) beratnya 5 – 7,5 gram/umbi dan umbi sedang (kelas
II) beratnya 2,5 – 7,5 gram/umbi.
§ Tanaman dipanen pada umur
antara 65 – 75 hari setelah tanam, dan dalam keadaan sehat.
§ Bakal Bibit Telah mengalami
masa penyimpanan antara 60 – 90 hari.
§ Kebutuhan bibit umbi 1.000
– 1.200 kg perhektar atau + 200.000 umbi,
§ Sebelum ditanamkan umbi
sebaiknya diperlakukan dengan memotong 1/3 bagian pada ujung umbi.
§ Perlakuan ini memiliki
keuntungan, antara lain pertumbuhan merata, umbi cepat tumbuh, dan berpengaruh
terhadap makin banyaknya anakan maupun jumlah daun, sehingga hasil umbinya
meningkat.
Pengolahan
Tanah
·
Pupuk
kandang fermentasi disebarkan di lahan sebanyak 5ton/ha.
·
Dibuat bedengan dengan lebar 120 -180
cm. Diantara bedengan pertanaman dibuat saluran air (canal) dengan lebar
40-50 cm dan kedalaman 50 cm.
·
Biarkan selama 5 - 7 hari
FASE TANAM
Jarak Tanam
1.
Pada Musim Kemarau, 15 x 15 cm, varietas
Ilocos, Tadayung atau Bangkok
2.
Pada Musim Hujan 20 x 15 cm varietas
Tiron
Cara
Tanam
Pada
saat tanam, seluruh bagian umbi bibit yang telah siap tanam dibenamkan ke dalam
permukaan tanah. Untuk tiap lubang ditanam satu buah umbi bibit.
AWAL PERTUMBUHAN ( 0 -
10 HST )
Pengamatan Hama
·
Waspadai hama Ulat Bawang ( Spodoptera
exigua atau S. litura), telur diletakkan pada pangkal dan ujung daun bawang merah
secara berkelompok, maksimal 80 butir. Telur dilapisi benang-benang putih
seperti kapas. Kelompok telur yang ditemukan pada rumpun tanaman hendaknya
diambil dan dimusnahkan.
·
Biasanya pada bawang lebih sering
terserang ulat grayak jenis Spodoptera exigua dengan ciri terdapat garis hitam
di perut /kalung hitam di leher.
·
Ulat tanah . Ulat ini berwarna
coklat-hitam. Pada bagian pucuk /titik tumbuhnya dan tangkai kelihatan rebah
karena dipotong pangkalnya. Kumpulan ulat pada senja/malam hari. Jaga kebersihan
dari sisa-sisa tanaman atau rerumputan yang jadi sarangnya. Penyakit yang harus
diwaspadai pada awal pertumbuhan adalah penyakit layu Fusarium. Gejala serangan
penyakit ini ditandai dengan menguningnya daun bawang, selanjutnya tanaman layu
dengan cepat (Jawa : ngoler). Tanaman yang terserang dicabut lalu dibuang atau
dibakar di tempat yang jauh.
Penyiangan
dan Pembumbunan
·
Penyiangan pertama dilakukan umur 7-10
HST dan dilakukan secara mekanik untuk membuang gulma atau tumbuhan liar yang
kemungkinan dijadikan inang hama ulat bawang. Pada saat penyiangan dilakukan
pengambilan telur ulat bawang
·
Dilakukan pendangiran, yaitu tanah di
sekitar tanaman didangir dan dibumbun agar perakaran bawang merah selalu
tertutup tanah. Selain itu bedengan yang rusak atau longsor perlu dirapikan
kembali dengan cara memperkuat tepi-tepi selokan dengan lumpur dari dasar
saluran (di Brebes disebut melem).
Pengairan
·
Pada awal pertumbuhan dilakukan
penyiraman dua kali, yaitu pagi dan sore hari.
·
Penyiraman pagi hari usahakan sepagi
mungkin di saat daun bawang masih kelihatan basah untuk mengurangi serangan
penyakit.
·
Penyiraman sore hari dihentikan jika
persentase tanaman tumbuh telah mencapai lebih 90 %
·
Air salinitas tinggi kurang baik bagi
pertumbuhan bawang merah
·
Tinggi permukaan air pada saluran (
canal ) dipertahankan setinggi 20 cm dari permukaan bedengan pertanaman
FASE VEGETATIF ( 11- 35
HST )
Pengelolaan
Tanaman
·
Kurang lebih pada umur 35 hst, beberapa
varietas atau kultivar bawang merah yang mudah berbunga akan mulai keluar
tangkai-tangkai bunga, tangkai-tangkai bunga ini sebaiknya dipotong agar
zat-zat makanan dapat secara optimal terserap pada umbi.
·
Penyiangan kedua dilakukan pada
umur 30-35 HST dilanjutkan pendagiran, pembumbunan dan perbaikan bedengan
yang rusak.
·
Pengairan, penyiraman 1x per hari pada
pagi hari, jika ada serangan Thrips dan ada hujan rintik-rintik penyiraman
dilakukan siang hari.
FASE PEMBENTUKAN
UMBI ( 36 - 50HST )
Pada fase pengamatan HPT sama seperti fase Vegetatif, yang perlu diperhatikan adalah pengairannya. Butuh air yang banyak pada musim kemarau sehingga perlu dilakukan penyiraman sehari dua kali yaitu pagi dan sore hari.
Pada fase pengamatan HPT sama seperti fase Vegetatif, yang perlu diperhatikan adalah pengairannya. Butuh air yang banyak pada musim kemarau sehingga perlu dilakukan penyiraman sehari dua kali yaitu pagi dan sore hari.
FASE PEMATANGAN
UMBI ( 51- 65 HST )
Pada fase ini tidak begitu banyak air sehingga penyiraman hanya dilakukan sehari sekali yaitu pada sore hari.
PANEN DAN PACA PANEN
Pada fase ini tidak begitu banyak air sehingga penyiraman hanya dilakukan sehari sekali yaitu pada sore hari.
PANEN DAN PACA PANEN
Panen
·
60-90 % daun telah rebah, dataran rendah
pemanenan pada umur 55-70 hari, dataran tinggi umur 70 - 90 hari.
·
Panen dilakukan pada pagi hari yang
cerah dan tanah tidak becek
·
Pemanenan dengan pencabutan batang dan
daun-daunnya. Selanjutnya 5-10 rumpun diikat menjadi satu ikatan (Jawa :
dipocong)
Pasca
Panen
·
Penjemuran dengan alas anyaman bambu
(Jawa : gedeg).
·
Penjemuran pertama selama 5-7 hari
dengan bagian daun menghadap ke atas, tujuannya mengeringkan daun.
·
Penjemuran kedua selama 2-3 hari
dengan umbi menghadap ke atas, tujuannya untuk mengeringkan bagian umbi dan
sekaligus dilakukan pembersihan umbi dari sisa kotoran atau kulit terkelupas
dan tanah yang terbawa dari lapangan.
·
Kadar air 89 85 % baru disimpan di
gudang.
·
Penyimpanan, ikatan bawang merah
digantungkan pada rak-rak bambu. Aerasi diatur dengan baik, suhu gudang 26-290C
kelembaban 70-80%, sanitasi gudang.
0 comments:
Post a Comment