K.R. Ketika suatu hubungan
di pertanyakan, maka janji dan kesetiaanlah yang paling berhak bertanggung
jawab. Itulah kehidupan manusia. Itulah kehidupan sosial yang ada. Kesetiaan
adalah kunci dari keberlangsungan hubungan. Hubungan sosial, bahkan ikatan
kasih sayang yang disebut cinta.
“Ron, maafin gw ya,..”.
tangis Ria,dengan wajah penuh penyesalan padaku.
“udah buat apa lo minta
maaf? Lo gak salah apa-apa kok. Ini semua salah gw!”. Ucapku.
Klo bukan karena sahabatku
dina, aku memang tak akan pernah tau apa yg dilakukan oleh ria selama ini. Aku
benar-benar menyukai ria. Aku sangat sayang kepadanya. Namun aku tak pernah tau
bila ia adalah tipe cwek seperti itu.
Hari itu,ketika aku
menyatakan cinta kepada Ria.
“Ri, gw suka sama lo.
Klo lo mau jd pacar gw, ambil dan makan coklat ini sekarang”. Ucapku.
Dengan sedikit malu, Ria mengambil dan memakan coklat yang ku berikan di depan semua orang. Betapa bahagianya hatiku saat itu.hari-hariku pun berubah dengan keberadaan Ria disisiku. Dengan adanya Ria sebagai kekasihku, aku jadi semakin semangat untuk mengejar citaku. Untuk mewujudkan mimpiku dan hidup bersama Ria selamanya kelak. Namun, setelah bulan demi bulan berlalu, aku merasakan sesuatu yang berbeda dari dirinya. Sikapnya seperti dingin padaku. Tapi ku abaikan hal itu karena aku sangat sayang padanya.
Dan suatu ketika aku
benar-benar merasa ada yang berubah dari Ria. Saat itu aku mengajaknya jalan, menonton
sebuah film di bioskop. Saat itu juga aku melihat biasa saja padaku. Kami yang
biasa mengobrol, bercanda tawa bersama bila bertemu saat itu hanya diam seribu
kata. Tapi “ah,.. sudahlah!”. Mungkin Ria sedang gak mood atau lagi ada
masalah. Aku pun hanya tersenyum kecil padanya saat itu.
Setahun sudah kami
berhubungan. Dan tak terasa tibalah saatnya ujian akhir nasional. Hubunganku
dan Ria pun semakin mendingin di karenakan kami sama-sama kelas 3 dan harus
menjalani UN serta SNMPTN untuk masa depan kami. Dan dikala itulah Dina,
sahabatku datang kepaku seusai aku menyelesaikan ujianku.
“Ron, gw liat ria jalan sama cwok laen t kmaren”. Ucapnya.
“hah? Yg bener? Lo
salah liat kali! Ini kan lagi musim UN masa dia malah jalan-jalan. Lo tau kan
dia orgnya gmn? Dia itu rajin. Gak kayak lo!”. Jawabku. Aku yang masih fokus
pada jadwal UN selanjutnya mengabaikan dina begitu saja.
Dina adalah temanku dari SD.
Ibuku dan ibunya merupakan teman baik. Kami dulu bertetangga, tapi aku pindah
rumah saat masuk SMP. Sedangkan Ria adalah teman SMP Dina. Mereka bertetangga
sekarang. Aku pun terkejut mengetahui hal tersebut langsung dari Ria sebulan
setelah kami jadian.
Aku dan Ria memang
tidak satu sekolah. Hal itulah yang membuatku tambah semangat belajar. Karena
pacaran satu sekolah hanya mengurangi konsentrasi belajar saja. Dan bagiku,
sekolah merupakan hal terpenting untuk masa depanku. Dan aku pun aktif
mengikuti berbagai organisasi di sekolahku. Itulah sebabnya mengapa aku mengabaikan ucapan Dina saat ini.
Aku pertama kali bertemu Ria saat menonton bioskop. Saat itu, tas Ria tertinggal di bangku bioskop. Aku yang melihat hal itu pun langsung mengembalikan tasnya. Namun tak di sangka, jejaring sosial faacebooklah yang mempertemukan kami kembali.
Namun sekarang
sepertinya tidak lagi. Ajakanku untuk jalan bersamanya sering di tolak dengan
berbagai alasan. SMS dan telponku pun sering di abaikan. Aku pun mulai menaruh
curiga padanya. Karena kali kedua Dina melapor jika ria di antar oleh pria lain
saat berangkat les. Dan sepulang dari les
hari itu juga aku menyempatkan diri untuk menjemput ria. Ria terkejut melihatku
datang menjemput tanpa pemberitahuan sebelumnya.
“eh kamu,.. kok gak
bilang klo mau jemput”. Kata Ria.
“yaa habis klo bilang
kamu pasti nolak”. Jawabku.
“yaa aku kan Cuma
ngertiin kamu. Kamu kan orgnya super sibuk”.
“haha,.. super sibuk?
Sibuk darimana coba? Uda, ayo naik! Sekalian jalan bentar. Uda lama gak jalan
sama kamu”. Ajakku.
Pada hari itu sikap Ria
seperti biasanya padaku. Kami berjalan bersama, bercanda tawa sama seperti
sebelumnya. Tidak ada yang berubah pada tingkahnya. Aku pun tak meragukan cinta Ria kepadaku. Dan semakin sayang padanya.
Tibalah saat kelulusan,..
Syukurlah kami
semua lulus dengan nilai yang memuaskan! Dina,Tomy dan Lisa mengajakku jalan
untuk merayakan kelulusan kami. Dan di saat itulah hal yang tak kuinginkan
terjadi.
“eh ron, itu kayak ria?”.
Ucap Dina.
“hah? Yang bener?
Mana?”.
Bagikan sebuah guntur di siang bolong yang
menyambar tanpa adanya hujan atau badai. Mata ini seakan tak percaya apa yang
di lihatnya. Hatiku pun remuk, hancur dan luluh seketika itu juga melihat Ria
duduk bersama seorang pria.
“Ria?!”. Sapaku.
Ria yang terkejut
mendengar suaraku seketika itu juga menoleh dan langsung menangis.
“Ron, maafin gw. Gw bisa jelasin smua Ron”. Ucap Ria.
“jelasin? Jelasin apa?
Itu siapa?”. Jawabku penuh emosi.
“eh kamu yang siapa? Gw
pacarnya Ria!”. Ujar pria tersebut.
Seketika itu juga emosi
dalam dadaku naik. Otakku seakan ingin meledak mendengar ucapan pria tersebut.
Tangan kananku mengepal dengan kuat dan ingin ku ayunkan kepada pria asing yang
ada di hadapannku. Tapi apa yang terjadi?
“Plokkkk,...!”. tiba-tiba tamparan keras ria menghantam pipi pria tsb.
“pacar? Sejak kapan?”.
Triak ria pada pria tadi.
“tapi, gw kan uda
nembak lo?”.
“emang, tapi apa pernah
gw trima?. Jawab Ria dgn keras.
“oh jd gitu? Arghhh,...!”.
guarrr,..!. pria
tersebut meninju meja cafe lalu pergi.
“Ron, maafin gw. Gw
kesepian Ron, lo sibuk mulu. Gw sayang kok sama lo. Ron maafin gw ya?”. Ucap Ria
kepadaku dgn penuh tangis.
“udah buat apa lo minta
maaf? Lo gak salah apa-apa kok. Ini semua salah gw!”. Ucapku.
“Ron, kamu maafin aku
kan? Aku sayang sama kamu Ron,...”.
“iya-iya, aku maafin
kok. Maafin aku jg ya? Maaf aku gak da waktu bwt kamu. Maaf klo aku sibuk
mulu”.
Hari itu berlalu dengan cepat. Kami yang saling berpelukan di muka umum seakan tidak ada malu lagi. Air mata pun jatuh beriringan dgn kata-kata indah saling bermaafan. Dina dan teman-teman lain pun senang melihat kami berbaikan.
Hari-hariku pun kembali seperti biasa. Dan tibalah saat pengumuman SNMPTN. Jantung yang berdebar menunggu hasil kelulusan membuat hubungan kami semakin erat. Dan sekali lagi, kami bersyukur karena telah lulus di perguruan tinggi yang kami minati. Suatu masalah pun timbul dikarenakan universitasku dan Ria berbeda tempat dan jarak. Ria yang pernah mencoba menghianati ketulusan hatiku pun membuatku troma akan kejadian sebelumnya. Namun ia mencoba tuk meyakinkanku.
“Ron, kamu sayangkan
padaku? Kamu cinta kan dgnku?”. Tanya kekasihku.
“iya Ri, tapi,..”.
jawabku.
“udah Ron, tapi apa?
Klo kamu sayang degnanku kamu percaya donk sama aku. Cintaku cuma buat kamu Ron”.
Ucapnya meyakinkanku
“aku janji Ron, aku
bakal setia ama kamu. Aku bakal nungguin kamu. Ini juga buat masa depan kamu.
Masa depan kita kelak Ron”. Sambung ria.
Aku hanya menjawab
pertanyaannya dengan senyum. Aku percaya pada Ria karena aku sangat sangat
menyayanginya. Tapi aku harus mewujudkan impianku terlebih dahulu jika aku
ingin memiliki Ria selamanya!
Hari berikutnya tibalah
saat keberangkatanku. Aku pun mengucapkan salam perpisahan pada ria. Namun
tanpa di sengaja, aku tersandung tangga kecil di bandara dan menabrak ria.
Tanpa di sengaja pula bibirku mendarat tepat di bibir rai. “ya Tuhan,... apa
yang kulakukan?”. Itu adalah ciuman pertamaku dan mungkin akan menjadi ciuman
terakhirku. Tapi entahlah,.... hanya Tuhan yang tau dan waktulah yang akan
membuktikannya kelak. Apakah janji kesetiaan akan dinodai lagi atau cinta kami
akan di restui TUhan? Hanya waktu yg akan menjawab pertanyaan kami kelak.
Perpisahan kami pun berlalu dengan haru serta tangis yang tak henti,.~[end]
0 comments:
Post a Comment